Pada tanggal 18 Maret tahun di atas, sebuah sekolah asrama untuk perempuan dan 4 sekolah lainnya yang berada di Kashasha, di barat daya Tanganyika (sekarang dikenal dengan nama Tanzania) terpaksa ditutup, setelah siswa-siswinya beserta masyarakat sekitar terjebak dalam keadaan tertawa tak terkendali selama lebih dari 16 bulan .
Peristiwa ini dimulai tanggal 30 Januari, kira-kira 1+ bulan sebelumnya. Saat 3 siswi dari asrama membuat sebuah lelucon yang begitu lucu, yang langsung menyebar ke seluruh area sekolah dan membuat semua yang mendengarnya tertawa tidak terkendali seakan-akan mereka tidak bisa berhenti.
Penyakit tawa ini menular kepada 95 siswi, seumuran 12-18 tahun dari 159 siswi yang ada. Meskipun guru-guru di sekolah tersebut berusaha semampu mereka untuk menghentikan histeria ini, fakta bahwa seluruh siswi bertemu 24 jam sehari menjadikan lelucon tersebut tidak dapat dihentikan.
Menurut pendapat para ahli, kondisi tubuh manusia tidak memungkinkan untuk tertawa untuk periode yang selama itu dan bisa menyebabkan kematian. Tetapi, mereka terus mengulangi lelucon kembali setelah beristirahat beberapa menit. Bahkan pada malam hari, Dan esok harinya, dimana sebagian besar orang menganggap suatu lelucon sudah tidak lucu lagi.
Sampai saat ini, hanya murid-murid sekolah yang terjangkit. Tetapi, saat sekolah itu ditutup tanggal 18 Maret, ketika murid-murid dipulangkan ke sekolah, tawa yang menular ini berpindah ke seluruh penduduk desa.
Desa Nshamba, Tanzania. Tempat tinggal beberapa siswi sekarang menjadi target epidemi selanjutnya. 217 orang terbahak-bahak tak terkendali selama periode April-Mei, kebanyakan anak-anak dan dewasa muda.
Konon, kasus ini berkembang begitu parah sampai-sampai di tepi barat Danau Victoria bisa terdengar tawa bahak-bahak di belakang gubuk lumpur dan suara terkikih-kikih ketika sedang berjalan di ladang.
Yang lebih mengkhawatirkan lagi, terlalu banyak tertawa dalam periode waktu lama tampaknya mulai mengganggu secara fisik. Warga pingsan,terganggu pernapasannya, beberapa tertawa sampai-sampai ia menangis dan ada juga yang berteriak-teriak saking banyaknya tertawa. Bahkan ruam-ruam juga ikut muncul di kulit korban (apa hubungannya?). Untungnya tidak ada yang terluka secara permanen.
Asrama tempat semua masalah ini berasal dibuka bulan Mei, hanya untuk ditutup lagi pada bulan Juni. Sampai saat ini, 1 lagi sekolah khusus perempuan, SMP Ramashenye ditutup setelah 48 siswinya juga tertawa tidak terkendali. Dan 2 lagi sekolah, kali ini khusus laki-laki, ditutup.
Totalnya ada 14 sekolah ditutup dan kurang-lebih 1000 orang tertular dan tidak bisa berhenti tertawa.
Tentang liputan terkait bisa dilihat di sini :
Nah, sekarang penjelasan. Sebenarnya saat itu belum ditemukan penjelasan yang pasti mengapa satu lelucon dapat menjadi wabah dengan efek yang kuat dan menyebar di area yang relatif luas. Seberapa lucunya kah?
Tetapi, sekarang diketahui ada satu hal yang pasti : Menurut riset University College London pada tahun 2006 disimpulkan bahwa tertawa dapat memicu reaksi yang sangat kuat di Pro-motor Cortex subjek lain dan dapat menyebabkan gejala-gejala seperti orang-orang di atas.
Yang berarti, tawa BISA menular.
Tetapi pertanyaan sebenarnya adalah, SEPERTI APAKAH lelucon yang begitu lucu sehingga bisa menyebabkan histeria sebesar ini? sepertinya demi alasan kesehatan dan keselamatan tidak ada yang boleh tahu.
sumber : (wikipedia, selfgrowth.com)
No comments:
Post a Comment
Tolong berkomentar dengan sopan dan damai tanpa menyinggung pihak manapun dari golongan manapun dan tidak melibatkan hal-hal yang dapat mengganggu kenyamanan seperti spam, makian,kata-kata kotor dan lain-lain.
Terima Kasih.